Sepasang anak muda mengunjungi seorang Seksolog.
Anak muda : Dokter, kami adalah suami istri yang baru menikah. Kami ingin tahu apakah cara kami berhubungan seks sudah benar atau belum. Maukah dokter melihatnya?
Seksolog tersebut agak kaget sebentar, namun kemudian setuju. Kedua anak muda tersebut lalu naik ke ranjang praktek dan melakukan hubungan
seks. Setelah mereka selesai, Seksolog tersebut berkata.
Seksolog : Ya, cara kalian sudah benar. Biayanya Rp. 25.000,-
Setelah membayar, keduanya lalu pulang. Namun keesokan harinya mereka muncul lagi kepada Seksolog tersebut. Kali ini keduanya melakukan hubungan seks dalam posisi yang berbeda. Demikian seterusnya selama 4 hari berturut-turut mereka kembali dan selalu melakukan seks dengan gaya dan posisi yang berbeda.
Pada hari kelima, Seksolog tersebut tidak tahan lagi.
Seksolog : Saya melihat bahwa cara kalian sudah benar dan kalian sudah ahli dalam hubungan seks. Mengapa kalian selalu kembali lagi?
Anak Muda : Kamar hotel terlalu mahal. Sedangkan disini cuma Rp 25.000,-. Di samping itu biaya ke dokter akan diganti oleh kantor saya.
Pada suatu hari Minggu, ibu-ibu suatu perkumpulan senam di komplek elit mengadakan acara lomba sepeda. Lomba diadakan dilapangan sepak bola
dikomplek itu juga. Lomba tersebut adalah ketahanan naik sepeda mengitari lapangan. Ibu yang mendapat giliran pertama memulai dengan gayanya sendiri tapi hanya kuat satu putaran saja. Demikian juga ibu yang kedua dan selanjutnya dengan gaya masing-masing namun sudah ngos-ngosan diputaran pertama. Setelah giliran ibu yang kelima dengan tenangnya
serta dengan gaya yang lain dari pada yang lain pada putaran kelima masih terlihat ceria, bahkan sampai putaran kesepuluh belum mau berhenti kalau tidak distop oleh ibu yang lain. Jelas ini yang jadi juara.
Ibu yang pertama tanya pada ibu juara tersebut, :
“Apa sih Bu resepnya kok kuat sampai sepuluh kali?”
Dengan tenangnya Ibu juara tersebut menjawab :
“Sepeda saya tanpa sadel………”
Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka cara
berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang lainnya cara
berpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L) . Mereka berdua
berjalan pulang melewati jalan yang gelap, dan
jarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapa
lama mereka berjalan….
M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada seorang pria
yang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejak
tigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Saya
khawatir dia bermaksud jelek.
L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.
M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti
ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap
kita. Apa yang harus kita lakukan.
L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan,
yaitu berjalan lebih cepat.
M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich…..
L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalau
kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat
jalannya.
M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan
kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkap
kita dalam waktu dua setengah menit…
L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kita
lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat
jalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikuti
kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti
olehnya.
Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadi
mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika
(L ). Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu dan
dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tidak
berapa lama kemudian, Ga dis Logika (L ) datang.
M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat.
Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?
L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.
M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengan
kamu?
L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuat
tenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenaga
mengejar saya.
M : Dan… dan..
L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati saya
di tempat yang gelap…
M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?
L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan,
yaitu saya mengangkat rok saya..
M : Oh… Lalu apa yang dilakukan pria tadi?
L : Sesuai dengan logika… Dia menurunkan
celananya…
M : Oh tidak… Lalu apa yang terjadi kemudian?
L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkat
roknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang
berlari sambil memelorotkan celananya… So akhirnya
aku bisa lolos dari pria itu…
Seorang salesman alat penghisap debu menuju ke sebuah rumah. Diketuknya pintu depan. Sebelum sempat nyonya rumah itu berkata sepatah katapun, ia menghamburkan segala macam kotoran ke karpet ruang tamu.
“Nyonya,” katanya, “saya yakin akan kemampuan mesin ini. Karpet ini akan bersih kembali dalam sekejap. Jika nanti masih ada kotoran yang tertinggal, saya bersedia memakannya.”
“Kalau begitu,” kata nyonya itu,”mulailah makan. kami belum punya listrik.”
Setelah selesai membaca buku tentang bahaya merokok. Andi mengetahui bahwa merokok itu sangat berbahaya. kemudian ia berjanji kepada dirinya sendiri, yang kemudian janjinya itu ditulis di tembok yang berbunyi :
” Setelah membaca buku dan mengetahui bahayanya merokok, mulai sekarang saya berjanji, saya akan berhenti MEMBACA!!!”
0 komentar:
Posting Komentar